“PENGENDALIAN HAMA WALANG SANGIT PADA TANAMAN PADI”
Distani, 2021. Walang sangit (Leptcorisa oratorius) merupakan serangga pengganggu atau hama yang sering merusak tanaman padi. Hama ini memiliki bau yang khas dan sangat menyengat, karena baunya ini maka disebut walang sangit. Hama walang sangit akan mengeluarkan aroma khasnya jika ia dalam bahaya, aroma menyengat tersebut merupakan bentuk pertahanan diri dari ancaman predator.
Walang sangit menyerang tanaman padi dengan cara menghisap cairan tangkai bunga serta bulir padi pada fase pengisian bulir dan pemasakan bulir sehingga pengisian bulir padi tidak sempurna, bahkan seringkali menyebabkan bulir padi hampa. Hama walang sangit dianggap hama penting yang berbahaya karena dapat mengakibatkan menurunnya produksi padi sekaligus menurunkan kualitas gabah. Tanaman padi yang terserang hama ini akan menghasilkan beras yang berkualitas buruk, beras yang dihasilkan akan mengapur dan berubah warna. Serangan hama walang sangit terjadi ketika tanaman padi memasuki fase generatif (pembungaan) sampai fase matang susu. Pada serangan hebat, walang sangit dapat menyebabkan kehilangan hasil antara 50% hingga 80%.
Di Indonesia walang sangit merupakan hama potensial yang pada kondisi tertentu menjadi hama penting dan dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga mencapai 50%. Hasil penelitian menunjukkan populasi walang sangit 5 ekor per 9 rumpun padi akan menurunkan hasil 15%. Hubungan antara kepadatan populasi walang sangit dengan penurunan hasil menunjukkan bahwa serangan satu ekor walang sangit per malai dalam satu minggu dapat menurunkan hasil 27%.
Perilaku dan Cara Hidup WALANG SANGIT
Satu ekor hama walang sangit betina dewasa dapat menghasilkan telur lebih dari 200 butir, telur-telur tersebut biasanya diletakkan pada bagian ujung (atas) daun tanaman padi atau daun bendera. Lama stadia telur walang sangit adalah 7 hari. Telur yang telah menetas dan menjadi nimfa akan bergerak ke malai untuk mencari bulir padi yang sedang stadia masak susu. Sedangkan bulir padi yang sudah keras tidak disukai. Nimfa walang sangit berwarna hijau dan lama-kelamaan berangsur-angsur berubah warna menjadi coklat. Nimfa ini akan mengalami ganti kulit hingga 5 kali. Nimfa walang sangit terus bergerak dari satu bulir ke bulir padi yang lain untuk dimakannya. Pada siang hari yang panas, nimfa dan walang sangit dewasa tidak begitu aktif dan bersembunyi dibawah kanopi tanaman. Serangga dewasa pada pagi hari aktif terbang dari rumpun ke rumpun sedangkan penerbangan yang relatif jauh terjadi pada sore atau malam hari.
Tanaman inang alternatif hama walang sangit adalah tanaman rumput-rumputan antara lain : Panicum spp, Andropogon sorgum, Digitaria consanguinaria, Eleusine coracoma, Setaria italic, Cyperus polystachys, Paspalum spp, dan Pennisetum typhoideum. Walang sangit dewasa meletakkan telurnya pada bagian atas daun tanaman. Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman, diletakan satu persatu dalam 1-2 baris sebanyak 12-16 butir. lama periode bertelur 57 hari dengan total produksi terlur per induk + 200 butir. Lama stadia telur 7 hari, terdapat lima instar pertumbuhan nimpa yang total lamanya + 19 hari. Lama preoviposition + 21 hari, sehingga lama satu siklus hidup hama walang sangit + 46 hari.
Nimpa setelah menetas bergerak ke malai mencari bulir padi yang masih stadia masak susu, bulir yang sudah keras tidak disukai. Nimpa ini aktif bergerak untuk mencari bulir baru yang cocok sebagai makanannya. Nimpa-nimpa dan dewasa pada siang hari yang panas bersembunyi dibawah kanopi tanaman. Serangga dewasa pada pagi hari aktif terbang dari rumpun ke rumpun sedangkan penerbangan yang relatif jauh terjadi pada sore atau malam hari.
Pada masa tidak ada pertanaman padi atau tanaman padi masih stadia vegetatif, dewasa walang sangit bertahan hidup/berlindung pada barbagai tanaman yang terdapat pada sekitar sawah. Setelah tanaman padi berbunga dewasa walang sangit pindah ke pertanaman padi dan berkembang biak satu generasi sebelum tanaman padi tersebut dipanen. Banyaknya generasi dalam satu hamparan pertanaman padi tergantung dari lamanya dan banyaknya interval tanam padi pada hamparan tersebut. Makin serempak tanam makin sedikit jumlah generasi perkembangan hama walang sangit.
Hama walang sangit pada habitat alaminya diketahui diserang oleh dua jenis parasitoid telur yaitu Gryon nixoni Mesner dan O.malayensis Ferr. Parasitasi kedua parasitoid ini di lapangan dibawah 50%. Pengamatan yang dilakukan pada tahun 1997 dan 2000 pada beberapa daerah di Jawa Barat menunjukkan parasitoid G. nixoni lebih dominan dibandingkan dengan parasitoid O. malayensis. Parasitoid O. malayensis hanya ditemukan pada daerah pertanaman padi di daerah agak pegunungan dimana disamping pertanaman padi banyak ditanaman palawija seperti kedelai atau kacang panjang O. malayensis selain menyerang telur walang sangit juga menyerang telur hama Riptortus linearis dan Nezara viridula yang merupakan hama utama tanaman kedelai. Berbagai jenis laba-laba dan jenis belalang famili Gryllidae dan Tettigonidae menjadi predator hama walang sangit. Jamur Beauveria sp juga merupakan musuh alami walang sangit. Jamur ini menyerang stadia nimpa dan dewasa.
Cara Pengendalian Walang Sangit
Pengendalian hama walang sangit sebaiknya dilakukan secara terpadu, yaitu dengan menerapkan berbagai teknik pengendalian. Berikut ini cara pengendalian hama walang sangit pada tanaman padi ;
Pengendalian Walang sangit dengan Melakukan Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan dengan membersihkan areal pertanaman padi terbukti mampu menekan serangan hama walang sangit dan mencegah kerugian. Pembersihan areal tanaman padi dari gulma dan rerumputan sebaiknya dilakukan sejak sebelum penanaman hingga masa panen. Tanaman inang hama walang sangit sangat banyak, yaitu semua jenis rerumputan. Oleh karenanya, pembersihan gulma dilakukan sesering mungkin supaya tidak ada tanaman inang yang dapat dimanfaatkan walang sangit untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
Pengendalian Walang sangit dengan Kultur Teknis
Salah satu cara pengendalian walang sangit secara kultur teknis adalah dengan menanam padi secara serempak dalam satu hamparan lahan yang luas. Selain itu pemupukan harus dilakukan secara merata supaya tanaman padi tumbuh seragam sehingga jumlah generasi perkembangan hama ini semakin sedikit. Perlu diingat bahwa hingga saat ini belum ada varietas padi yang tahan terhadap hama walang sangit. Untuk itu penanaman serempak sangat dianjurkan karena telah terbukti menekan jumlah populasi hama walang sangit. Selisih waktu tanam dalam satu hamparan lahan tidak boleh lebih dari 2,5 bulan. Semakin kecil selisih waktu tanam akan semakin baik, sebab semakin serempak waktu tanam padi akan semakin sedikit populasi walang sangit pada hamparan tersebut.
Pengendalian Walang sangit Secara Biologi
Pengendalian biologi adalah pengendalian yang dilakukan dengan agens hayati, yaitu dengan memanfaatkan parasitoid dan jamur. Salah satu agens hayati yang dapat digunakan untuk menekan perkembangan walang sangit adalah jamur Beauviria bassiana dan Metharizum sp. Jamur Beauviria bassiana ini menyerang walang sangit pada stadia nimpa dan dewasa. Jamur ini menyerang kulit serangga sehingga terinfeksi membentuk lapisan putih pada serangga hama dan mengakibatkan kematian. Jamur Beauviria bassiana ini telah tersedia di lapangan yaitu pada kios-kios pertanian dengan merk dagang Agens Hayati ” Bive-TM”. Walang sangit tertarik oleh senyawa (bebauan) yang dikandung tanaman Lycopodium sp dan Ceratophylum sp.
Potensi agens hayati pengendali hama walang sangit masih sangat sedikit diteliti. Beberapa penelitian telah dilakukan terutama pemanfaatan parasitoid dan jamur masih skala rumah kasa atau semi lapang. Parasitoid yang mulai diteliti adalah O. malayensis sedangkan jenis jamurnya adalan Beauveria sp dan Metharizum sp.
Pengendalian Walang sangit dengan Perangkap
Hama walang sangit sangat tertarik pada bau busuk atau bau bangkai. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan walang sangit menggunakan perangkap kemudian memusnahkannya. Untuk membuat perangkap walang sangit bisa menggunakkan bangkai kepiting, cuyu, keong mas, rajungan, ikan, kotoran ayam atau daging busuk. Caranya cukup mudah, yaitu hanya dengan meletakkan bangkai pada tonggak kayu ditepi sawah. Hama walang sangit akan tertarik untuk menghisap cairan bangkai tersebut, setelah terkumpul walang sangit bisa dimusnahkan. Supaya efektif, perangkap sebaiknya dipasang ketika tanaman padi memasuki fase berbunga sampai masak susu. Untuk pengendalian hama walang sangit dengan cara pemanfaatan keong mas, bahan yang diperlukan yaitu : Alat: botol bekas, pisai cutter, kawat, daging keong mas, lem perekat (bisa juga menggunakan air detergen), air, bamboo. Sedangkan cara membuatnya :
Lubangi dua sisi botol bekas.
Lengkungkan bekas sayatan ke atas.
Lubangi tutup botol untuk memasukkan kawat.
Masukkan dan gantung 3-5 bangkai keong dengan memasukkannya ke kawat.
Gunakan perekat atau cairan detergen.
Jika dengan perekat, olesi dinding botol dengan lem.
Jika dengan cairan detergen, masukkan air dan detergen ke dalam botol.
Letakkan perangkap di dalam petakan sawah dengan menggunakan tiang bamboo.
Pengendalian Walang sangit Secara Kimiawi
Pengendalian walang sangit secara kimiawi adalah pengendalian yang dilakukan dengan penyemprotan insektisida kimia. Pengendalian menggunakan insektisida kimia dapat dilakukan jika populasi hama walang sangit berada pada ambang kendali yaitu 6 ekor / m2. Penyemprotan insektisida sebaiknya dilakukan ketika hama walang sangit aktif, yaitu pada pagi hari dan sore hari. Penyemprotan dilakukan menjelang tanaman padi memasuki stadia berbunga dan setelah memasuki stadia masak susu. Banyak jenis insektisida yang dapat digunakan untuk mengendalikan walang sangit, misalnya insektisida yang berbahan aktif fipronil, MIPC, BPMC, propoksur atau metolkarb. Hindari menggunakan insektisida yang berbentuk granul/butiran seperti karbofuran, karbofuran sangat berbahaya bagi lingkungan dan manusia.
Pengendalian Dengan Menggunakan Perilaku Serangga
Walang sangit tertarik oleh senyawa (bebauan) yang dikandung tanaman Lycopodium sp dan Ceratophylum sp. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menarik hama walang sangit dan kemudian secara fisik dimatikan. Bau bangkai binatang terutama bangkai kepiting juga efektif untuk menarik hama walang sangit.
Penanaman Refugia.
Tanaman refugia merupakan tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman yang dibudidayakan, yang berpotensi sebagai mikrohabitat bagi musuh alami baik predator maupun parasitoid, agar pelestarian musuh alami tercipta dengan baik. Tanaman refugia sengaja ditanam di pematang sawah sebagai tempat tinggal musuh alami, dapat berupa tanaman palawija ataupun bunga-bungaan seperti bunga matahari, kenikir, bunga Marigold (Bunga Tahi Ayam). Bagi musuh alami hama, tanaman refugia ini memiliki banyak manfaat, di antaranya sebagai sumber pakan dan tempat berlindung atau tempat tinggal sementara, sebelum adanya populasi hama di pertanaman. Musuh alami walang sangit yaitu laba-laba predator yaitu Tetragnathidae, Lycosidae, Oxyopidae, Araneidae, dan serangga predator Formicidae, Carabidae, Coccinellidae dan Staphylinidae.
Pengendalian secara mekanis yaitu dengan menggunakan jaring sebelum stadia pembungaan.
Pengendalian dengan Pestisida nabati, yaitu menggunakan daun mimba dan tembakau
Pemanfaatan asap menggunakan bahan galian batu bara untuk mempengaruhi aktivitas dari hama walang
Penggunaan Kapur Barus, yaitu pada fase vegetatif atau saat padi bunting sampai Cara menggantungkan kapur barus tersebut yang sudah dimasukkan kedalam pembungkus dari kain bekas. Taktik pengendalian dengan menggunakan kapur barus ini bersifat menolak atau mengusir datangnya hama walang sangit karena bau yang dipancarkan oleh zat yang terkandung dalam kamapar tersebut. Jarak antar kantong tersebut berkisar antara 4 - 5 meter pada bagian pinggir tanaman padi. Dengan cara ini intensitas kerusakan oleh walang sangit dapat ditekan yaitu berkisar antara 5 - 10%.
DISUSUN OLEH :
Bambang Sumantri, SP
Sumber : cybex.pertanian.go.id